Jumat, 29 Juni 2012

Gelembung Sabun

Aku ini gelembung sabun. Aku kuat bertahan sampai berabad. Asal kamu yang membuatku sehat. Aku tinggal di bawah langit yang sama denganmu. Di tempat yang selalu ada kamu. Hatiku. Tentu saja, sudah sejak lama kamu mendiaminya. Padahal itu milikku. Tapi aku tak berani mengusikmu.

Aku ini gelembung sabun. Membulat ketika hatiku sedang rindu. Dan melonjong ketika kamu bangun dari tidur panjangmu. Bagaimana mimpimu, Sayang? Adakah gelembung sabun lain yang merasuki mimpimu? Ini aku, ada di realitasmu.

Aku ini gelembung sabun. Terbang tinggi untuk menjemputmu yang lelah dengan duniamu. Mengunjungi duniaku yang abstrak dan lebih berliku. Tenanglah di sini, Kasih. Seandainya ada gelembung lain yang melukaimu, katakan padaku. Ada pedang di balik tubuhku yang ungu. Akan kutusuk mereka sampai kaku.

Sampai suatu hari. Aku adalah gelembung sabun yang kehilangan kamu. Kau pergi tanpa pamit. Kenapa kau tidak meninggalkan barang sepucuk surat pun? Tentu saja aku bisa membaca. Apa gerangan yang membuatmu hilang? Padahal aku lebih rentan darimu. Tapi mengapa kamu yang terbang membisu?

Tuhan, pecahkan saja aku.

Kabari Dia jika kau hendak kembali. Agar disiapkannya lagi sumber gelembung yang baru. Silahkan kau tiup, maka hadirlah aku.

18.31
29062012

2 komentar: