Katamu, hidup ini penuh perjuangan. Makanya kau memperjuangkan mimpi-mimpi ibumu, di samping
mimpi-mimpi yang sudah kau simpan. Makanya kau memperjuangkan kerja keras
ayahmu. Yang darinyalah tulang-tulangmu bisa kuat dan berlemak.
Katamu, cinta
memang seharusnya diperjuangkan. Tak banyak orang yang mampu bertahan demi
cinta. Tapi kau yakin akan bisa. Lagi-lagi kau menutup mata. Cinta tak selalu
berpihak. Bahkan kau merasakan sendiri hati yang sesak. Kau hanya belum siap
akan kenyataan yang bertolak belakang. Lanjutkan saja berjuang.
Katamu, menangis
pun butuh perjuangan. Semata-mata agar air mata tak jadi sia-sia dan tak lebih
dari bulir belaka. Tapi apa daya, kita hanya manusia. Tak kuat maka menangis. Kalah
maka menangis. Kau hanya perlu sesekali melihat ke dalam hatimu. Ada sesuatu
yang lemah di sana. Yang mengeluarkan air mata begitu saja. Tanpa berjuang
setitik pun. Menangis ya menangis saja.
Lalu kataku, kau
mau memperjuangkan yang mana? Sejatinya, sebelum kiamat hukum alam akan tetap
ada. Jadi, apakah yang kau perjuangkan akan memperjuangkan dirimu juga?
26092012