Menjelang musim dingin, seberapa banyak makanan dan pakaian
yang kalian kumpulkan demi tetap bertahan hidup? Ah aku rasa tak tertandingi
jumlahnya. Kalian mencari tempat hangat di manapun rimbanya. Dalam tanah,
pojokan dinding atau mungkin toples makanan. Sebab kalian ingin saling
menyelamatkan, maka kalian bergotong royong mengumpulkan segala hal yang mampu
melindungi kalian dari marabahaya apapun. Indah sekali hidup yang seperti itu. Aku
tak bisa bayangkan jika manusia-manusia lah yang berperilaku layaknya kalian. Saling
bantu, bahu-membahu, pikul-memikul. Jangankan membayangkan, memikirkannya pun
aku tak pernah. Manusia-manusia sudah terlalu jahat bahkan kepada diri mereka
sendiri. Ada di antara kami yang saling memakan daging sesamanya, tak jarang
ada pula yang menjilat ludah kami sendiri. Hina sekali. Doakan kami, agar
terhindar dari siksaan Tuhan yang tak terperi.
Jika aku sediakan bergelas-gelas teh manis hangat dan dingin
di hadapan kerajaan kalian, maukah kalian ajari kami –para manusia- untuk bisa
saling menghidupi seperti yang kalian lakukan selama ini? Mau kah, mau kah, mau
kah? Aku mohon, tuan dan nyonya. Kami krisis pemimpin. Jika yang besar tidak
bisa membawa kepada kebaikan, biarlah berguru pada yang kecil asalkan tak
mengajarkan untuk saling memakan. Aku mohon dengan sangat. Segera balas suratku
ini. Aku tunggu. Kalian cukup tinggalkan jejak dengan gula. Maka aku akan tahu
di mana kalian berada.
Salam,
UR
*Hari ke-20 #30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar