Kepada Alfa Yang-Belum-Aku-Pikirkan-Nama-Lengkapnya
((seandainya kamu ada))
di tempat
Hai Alfa, kembaranku.
Gila rasanya ketika aku mulai menuliskan surat ini. Tiba-tiba kamu muncul saat aku sedang mandi. Ini rahasia ya. Aku umur 20 tahun tapi aku sukanya pakai shampo anak bayi. Yang wangi melon. Kalau kamu beneran ada, kamu adalah kawan berbagi shampo itu. Dan pastinya kawan berbagi-kawan berbagi yang lain juga.
Fa, belum ada yang tahu seperti apa wujud fisikmu. Bahkan aku pun. Baiklah, kita akan mempermudah semua ini. Kamu beruntung karena ada belah di dagumu, tapi tunggu, dua lesung pipit ini tetap punyaku. Kamu lebih tinggi dua senti dariku, tapi soal berkendara, aku ada di depanmu. Fa, jika kamar pun kita berbagi, akan ada dua rak buku besar terpisah. Punyaku dan punyamu. Kamu bisa lihat sendiri, novel cupu akan memenuhi separuh dari rak milikku. Dan rak milikmu, Fa, terpenuhi buku-buku filsafat yang sarat dengan ilmu. Aku cinta selera bacaanmu.
Fa, bayangkan jika kamu beneran ada. Siapa yang paling disayang Ibu? Siapa yang paling sering dibeliin roti sama Ayah? Siapa yang paling sering cuci piring dan siapa yang paling rajin beresin tempat tidur? Biarlah, Fa. Kita adalah paling yang paling paling bagi diri kita masing-masing.
Fa, kalau kamu beneran ada, aku ingin kamu jadi orang yang nggak cepat bosan. Karena... aku suka banget cerita yang itu-itu aja. Cerita yang bikin aku sesak di kepala, apalagi di hati. Atau cerita tentang aku yang prokrastinasi mulu. Bilangnya mau tobat. Tapi belum belum juga. Dan aku janji, aku nggak akan cepat bosan dengerin kamu ngomong. Tentang apapun.
Fa, nama kamu ini sama kayak tokoh utama di Gelombang-nya Dewi Lestari. Dia, nama lengkapnya Thomas Alfa Edison. Tapi semenjak pergi ke Amerika, dia menyingkat namanya hanya dengan Alfa Sagala, yang kamu pasti tahu, Sagala adalah nama marga. Aku belum memikirkan nama lengkapmu seperti apa. Kalau mau dipersiskan dengan punyaku, karena mentang-mentang kita anak kembar, jadinya nggak seru. Sumpah. Makanya, seiring berjalannya waktu, semoga aku bisa segera menemukan nama yang cocok untuk bersanding dengan "Alfa". Yang jelas bukan Alfamart. Tenang aja.
Fa, tolong, Fa, tetap tinggal di ruang imajinasiku. Selain Ibu, aku juga butuh kamu untuk menuliskan sesuatu. Janji ya, Fa?
Sekian.
Salam,
Ulfa kembarannya Alfa.
((seandainya kamu ada))
di tempat
Hai Alfa, kembaranku.
Gila rasanya ketika aku mulai menuliskan surat ini. Tiba-tiba kamu muncul saat aku sedang mandi. Ini rahasia ya. Aku umur 20 tahun tapi aku sukanya pakai shampo anak bayi. Yang wangi melon. Kalau kamu beneran ada, kamu adalah kawan berbagi shampo itu. Dan pastinya kawan berbagi-kawan berbagi yang lain juga.
Fa, belum ada yang tahu seperti apa wujud fisikmu. Bahkan aku pun. Baiklah, kita akan mempermudah semua ini. Kamu beruntung karena ada belah di dagumu, tapi tunggu, dua lesung pipit ini tetap punyaku. Kamu lebih tinggi dua senti dariku, tapi soal berkendara, aku ada di depanmu. Fa, jika kamar pun kita berbagi, akan ada dua rak buku besar terpisah. Punyaku dan punyamu. Kamu bisa lihat sendiri, novel cupu akan memenuhi separuh dari rak milikku. Dan rak milikmu, Fa, terpenuhi buku-buku filsafat yang sarat dengan ilmu. Aku cinta selera bacaanmu.
Fa, bayangkan jika kamu beneran ada. Siapa yang paling disayang Ibu? Siapa yang paling sering dibeliin roti sama Ayah? Siapa yang paling sering cuci piring dan siapa yang paling rajin beresin tempat tidur? Biarlah, Fa. Kita adalah paling yang paling paling bagi diri kita masing-masing.
Fa, kalau kamu beneran ada, aku ingin kamu jadi orang yang nggak cepat bosan. Karena... aku suka banget cerita yang itu-itu aja. Cerita yang bikin aku sesak di kepala, apalagi di hati. Atau cerita tentang aku yang prokrastinasi mulu. Bilangnya mau tobat. Tapi belum belum juga. Dan aku janji, aku nggak akan cepat bosan dengerin kamu ngomong. Tentang apapun.
Fa, nama kamu ini sama kayak tokoh utama di Gelombang-nya Dewi Lestari. Dia, nama lengkapnya Thomas Alfa Edison. Tapi semenjak pergi ke Amerika, dia menyingkat namanya hanya dengan Alfa Sagala, yang kamu pasti tahu, Sagala adalah nama marga. Aku belum memikirkan nama lengkapmu seperti apa. Kalau mau dipersiskan dengan punyaku, karena mentang-mentang kita anak kembar, jadinya nggak seru. Sumpah. Makanya, seiring berjalannya waktu, semoga aku bisa segera menemukan nama yang cocok untuk bersanding dengan "Alfa". Yang jelas bukan Alfamart. Tenang aja.
Fa, tolong, Fa, tetap tinggal di ruang imajinasiku. Selain Ibu, aku juga butuh kamu untuk menuliskan sesuatu. Janji ya, Fa?
Sekian.
Salam,
Ulfa kembarannya Alfa.
#30HariMenulisSuratCinta #2015 #SuratHariKeEmpat
Aku juga masih punya teman imajinasi.. padahal aku sudah 20 something.,.. hahhaha
BalasHapusTiap hari jadi keterusan baca suratnya nih :)
BalasHapus