Waktu berjalan saja tanpa pernah menunggu. Ternyata aku
habiskan waktu hampir tiga jam hanya untuk berdiam di ruang tamu. Aku mengutuk
diri sendiri, katamu, kau ingin pulang!
Baiklah, aku beranjak dan kembali masuk kamar, tak ada yang berubah. Masih saja
berantakan, masih saja entahlah. Akhirnya kuputuskan untuk tidak membawa
apa-apa. Kecuali dompet, handphone,
dan barang kecil lainnya. Kugendong ranselku. Ingin pulang. Tapi aneh, kenapa
ransel ini rasanya berat. Seperti ada banyak batu di dalamnya. Aku acuh saja.
Karena bingung sendiri tidak memberimu uang satu juta.
Tak perlu aku deskripsikan dengan rinci bagaimana lalu
lintas Jakarta menjelang senja. Yang kudengar hanya suara klakson bikin pekak
telinga dan suara manusia yang terlahir tanpa kesabaran, terus-menerus
berteriak, menyumpahserapahi lalu lintas. Kalian norak atau bagaimana sih.
Sampai di rumah hampir pukul delapan malam. Tas ini sungguh
membuat punggungku sial. Penasaran, ingin ku lihat apa isinya. Mana tahu
sungguhan dapat uang satu juta.
Aku kaget. Ingin memekik, tapi kurasa itu tak perlu.
Akhirnya hanya kaget. Dengan mata terbelalak sedikit. Bukan hanya dompet dan handphone yang ada di dalam tas ini,
tapi rindu memenuhi seluruh rongga tas ku. Bahkan sampai pada kantong yang
terkecil. Sungguh sial lagi. Ternyata yang lucu bukanlah Sule atau Aziz Gagap,
melainkan rindu. Berani sekali mereka menyelinap ke dalam tas dan menyamankan
diri di setiap sisi. Sial sial lagi, aku tak pandai menyampaikan emosi dan
hanya bisa tersenyum. Aku digelitik rindu.
Kau tahu, aku bukan orang yang rajin menulis diari, bahkan
catatan kuliahku tak lebih dari sekedar sub judul yang kukutip dari slide presentasi. Ya, hanya sub judul
saja. Tapi rindu adalah tangan-tangan yang tak mampu menulisi buku diari dengan
cantik sebelum tahu seberapa baik kabarmu hari ini. Maka sekarang kau paham,
mengapa aku belum juga rajin menulis diari. Karena rindu ini pun belum selesai
dibagi.
Maka kau berhutang padaku, atau aku berhutang padamu, atau
siapa berhutang pada siapa, untuk bisa selesaikan rindu ini.
08/08/2015
14.49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar