Di dunia ini, mana yang asli? Hidupku kah? Tanpa kalian
tahu, aku hidup dengan gila. Kepalsuan beredar dimana-mana. Bahkan segelintir
orang lebih gila dariku. Mereka anggap diri mereka palsu dan bayangan hitam
adalah asli. Mereka takut menatap cermin. Takut menghadapi segala ingin.
Di dunia ini, mana yang asli? Makanan yang ada di perutmu
bahkan tak bisa disentuh. Hanya masuk melalui rongga mulut, meneruskan
perjalanan melalui esofagus, melewati lambung, diolah di usus rumit dan sisanya dibuang lewat anus. Lalu
kau harus ikhlaskan apapun yang telah keluar. Bahkan yang bisa membuatmu kuat
sekalipun. Belum kutemukan lagi mana yang asli.
Di dunia ini, mana yang asli? Bibirmu yang terkembang
menyimpan bermacam deskripsi. Yang aku yakini bahwa manis wajahmu mampu
kalahkan Tompi. Dan kata-katamu terelakkan begitu saja oleh Sapardi. Ah maaf,
aku harap kedua orang besar itu tidak pernah membaca ini.
Di dunia ini, mana yang asli? Kau lihat tumpukan buku-buku
lusuh itu? Yang sudah ajarkan aku ilmu. Sekalipun aku sulit memahami diksinya. Sekalipun
aku butuh kamus untuk tahu deskripsi katanya. Sekalipun aku butuh bantuan otakmu
untuk mencerna pelajarannya. Semuanya masih terjamah oleh palsu. Terkadang aku
pun berpikir bahwa penulis mereka hanya tokoh ilusi. Yang dunia ini saja tak
mengakui keberadaannya.
Di dunia ini, mana yang asli? Bahkan dalam hal mencintai
seseorang pun masih diselingi palsu. Yang kau sadar bahwa itu salah, tapi masih
bertahan dengan terus mengalah. Diinjak begitu saja. Tenggelam dalam rindu yang
menyiksa. Dan mati perlahan karenanya. Siapa peduli? Objek cintamu pun
menghilang ditelan harapan melayang-layang.
Di dunia ini, mana yang asli? Pandangi wajah ibumu. Mampukah
ia sebutkan kasih sayang mana yang tulus? Di dalam hati ia berkata, semuanya,
Nak. Lalu pandangi wajah ayahmu. Bisakah ia sebutkan tulang mana yang tidak
ia banting untuk menghidupimu? Menghidupi keluarganya? Di dalam hatinya, tulang
rapuh sekalipun tak ada yang luput dari kerja keras.
Di dunia ini, mana yang asli? Kau terus rapalkan doa dan
mengharap balasan. Tapi perlahan kau mundur, lama-lama berhenti lantaran Tuhan
tak segera menjawab doamu. Kau hanya kurang sabar. Karena sebenarnya Tuhan
telah siapkan sesuatu yang mampu melunaskan doa-doamu yang belum terbayar.
Aku lelah mencari yang asli. Aku biarkan kegilaan makin
menggerogoti sel-sel otakku. Jadi, di dunia ini, mana yang palsu?
17.12
12052012
wow yg ini keren gaya bahasa nya dan menarik untuk di baca,gak nyangka gua sama lu,hahahahaha *colek bawah mata dulu ah* hahahaha
BalasHapusBal.. -_- yang lu sebut "colek mata bawah" itu ada emot nya tau. kayak gini ":')" simpel kan? HAHAHA
BalasHapus