Saat aku menulis ini, jam dinding di kamar mengarahkan jarum
panjangnya hampir ke angka tiga, dan jarum pendeknya di angka tujuh. Hujan belum
juga mau berhenti. Air-air itu rasanya seperti sudah dua tahun tak mampir ke
bumi. Barangkali ia rindu. Tak diberi ruang sedikit pun kepada matahari untuk
sekedar menyampirkan cahayanya di jemuran milik Ibu.
Kau, bagaimana? Jika belum juga kembali ke rumah, bisa aku
pastikan kita merasakan hal yang sama. Sama-sama hujan sepanjang hari. Suhu udara sedikit merendah. Dan kalau kau
adalah seorang pemerhati, akan kau temukan beberapa tweet senada dari
beberapa orang berbeda. Misalnya, “Duh ((sebut nama kota yang biasanya udaranya
tidak dingin)) pagi-pagi gini, berasa di Puncak”. Apa? Nyatanya kau tidak
pernah menyadari hal itu? Dua hal yang dapat aku simpulkan adalah, pertama, kau
jarang mengecek timeline Twitter-mu, kedua, kau memang bukan pemerhati. Tapi
instingku berkata, kau adalah yang kedua. Apa? Aku salah? Coba lihat dirimu.
Liburan baru berjalan dua hari. Apa aku salah ingat? Tidak tahu
lah. Mendadak aku hanya mengenal hari libur, lupa sesaat akan Senin, Selasa,
Rabu, sampai Minggu. Film dan buku menjadi sahabat sejati bagai selimut di kala
dingin. Rasanya aku bisa menghitung kapan pantatku tidak menempel dengan kasur.
Dan jawabannya bisa aku pastikan tidak lebih dari sepuluh jari.
Kau tahu, ada beberapa orang yang ditakdirkan untuk tidak
banyak bicara. Mereka nyaman dengan itu. Bahkan merasa lebih aman. Aku, bisa
jadi salah satunya. Film dan buku yang lebih banyak mengambil alih percakapan
dalam kepalaku. Dan sesekali, kamu.
Yang ingin aku sampaikan setelah ini bukanlah lelucon. Bukan
pula sesuatu yang sudah aku buktikan. Tapi aku berpikir, bahwa yang diam itu
tidak selalu berakhir dengan kecepirit (ups maaf), bisa jadi dia diam-diam
rindu. Dan aku mengkhianati judul pada tulisan ini, bahwa rindu tidak
sesederhana itu. Iya, itu.
Terimakasih, Tuhan. Telah menciptakan hujan dengan komposisi dan intensitas yang pas.
Terimakasih, Tuhan. Telah menciptakan hujan dengan komposisi dan intensitas yang pas.
Source: Google |
aku suka kak, bagus :)
BalasHapus