Senin, 23 Januari 2012

Semut

Kepada semut-semut yang tenggelam di air teh,

Mungkin kalian tidak akan membaca surat ini. Tapi aku harap ratu kalian yang akan membacanya. Suatu ketika aku lihat segerombolan dari kalian berjalan berbondong-bondong ke arah gelas tehku. Aku tau gula adalah santapan terenak bagi kalian. Oleh karenanya satu persatu dari kalian mulai memanjati gelasku, masuk ke sisi dalamnya dan perlahan turun mendekati air teh. Pertama-tama, kalian celupkan jari ke dalam air, lalu dirasakanlah oleh kalian. Enak kah? Pasti!

Lama-kelamaan kalian semakin terlena dengan kemanisan yang dijamukan oleh air tehku. Salah satu dari kalian makin turun ke bawah sehinggan setengah badannya masuk ke dalam air. Makin masuk, masuk, dan...... BYUR! Dia tenggelam! Beberapa dari kalian pun menyusulnya. Aku pikir kalian senang. Tapi ternyata kalian tak bisa berenang dan hanya berkecipak lemah di permukaan air tehku. Ngambang. Selebihnya kalian tak lagi bergerak. Kuputuskan kalian sudah tak bernyawa.

Yang ingin aku sampaikan melalui surat ini adalah mengapa kalian tidak belajar dari satu semut yang tenggelam lebih dulu? Atau memang begitu takdir semua semut? Mati karna tidak bisa belajar dari kesalahan kawannya? Apa ratu semut tak mengajarkan bagaimana cara mencicipi air teh dan kalian tetap hidup? Malangnya......

Jika memang air teh adalah tempat terindah bagi kalian, belajar berenang dong! Semoga Tuhan menempatkan kalian di sisi termanis-Nya.

Salam,
Aku si pembuat teh manis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar