Ibunya jodohku.
Assalamualaikum, Bu. Aku tulis ini ketika umurku jelang 19
tahun. Ternyata pagi juga yang mengidekan sebuah surat untukmu. Mungkin nanti,
ketika saatnya kita bertemu, aku akan tunjukkan blogku dan silakan engkau baca
surat ini.
Ini lucu bagiku. Padahal aku belum mau menikah. Masih
mahasiswa semester satu. Meskipun tak menutup kemungkinan bagi siapapun untuk
menikah di umur sepertiku. Tapi apa daya? Ideku memilihmu. Tentu kita sama-sama
menyadari kita belum saling kenal sampai nanti waktunya tiba. Jadi, bagaimana
tingkah anakmu selama ini, Bu? Persiskah denganku? Karena yang aku dengar
adalah apa yang aku beri, itulah yang aku dapat. Jika aku memberikan cinta
kepada orang tuaku, apakah anakmu pun begitu? Semoga kebaikan selalu mengikuti
kita semua, Bu.
Bu, jika sebelum anakmu meminangku dan engkau tau bahwa aku
suka bangun siang, apakah engkau akan mengizinkan anakmu datang padaku? Jika
porsi makanku melebihi porsi makan normal seorang wanita, apakah kau akan tetap
membiarkan anakmu hidup bersamaku? Jujur saja, Bu. Tak ada yang lebih pahit
ketimbang kejujuran yang terus dipendam.
Siapapun dan dimanapun engkau, Ibu, plis jangan menyesal
ketika Tuhan memilihkanku sebagai pendamping anakmu. Ibuku pun pasti tak pernah
menyesal jika ternyata jodohku adalah anakmu. Biar semua pertanyaan ini dijawab
oleh waktu. Semoga engkau sehat selalu. Sampai kita bertemu dan kupersilakan
engkau membaca blogku.
Salam hangat,
Jodoh anakmu
*Hari ke-1 #30harimenulissuratcinta 2013
hallo, Ulfa..
BalasHapussaya bisa sanyum-senyum sendiri baca surat ini, sederhana, manis, jujur dan tidak dibuat-buat. saya suka.
oh ya, semoga kamu segera bertemu dengan jodoh! :)
hai :) ah ini semua berkat ijinnya Tuhan :') amiiin makasih kak :')
BalasHapushai ulfa
BalasHapusjadi pengen ngasi surat ini ke calon mertuaku lohh :')
beliau luar biasa, begitu juga dgn pria yang dilahirkan nya
*semoga cepet ketemu dgn si ibu dan juga anaknya ya.. :)
Amiiin :') makasih mbaknya :) semoga kita dikasih yang paling baik :')
Hapus