Sabtu, 19 Januari 2013

Jika Aku Seorang Lelaki

Salam.

Jika aku adalah seorang lelaki, maka benar adanya aku tuliskan ini untukmu, perempuanku.

Apa kabarmu, Sayang? Anggap saja aku baru kembali setelah bertahun-tahun mencoba peruntungan diri. Aku mencari kesenangan. Ternyata kesenangan ada di jariku. Aku menulis. Dan aku senang. Sesederhana itu saja rupanya. Aku mencari jalan pulang. Ternyata jalannya sudah ada. Setapak demi setapak. Tinggal aku yang menjejakinya dengan gagah.

Ibumu apa kabar? Daster bunga-bunga yang warna ungu itu masih ada? Yang aku tau itu adalah pakaian kesukaannya. Dan aku tau pula itu hadiah darimu sebagai kado ulang tahunnya saat usia beliau tak lagi muda. Aku merindukan ibumu.  Layaknya aku rindu ibuku sendiri. Aku percaya, istimewanya setiap wanita ada pada rahim mereka. Maka aku tak heran jika kamu ingin jadi seperti ibumu. Yang rahimnya hangat bahkan tanpa selimut dan susu.

Apa saja yang kamu kerjakan selama ini? Aku mengerjakan banyak hal ketika jauh darimu. Aku memotong kayu semata agar aku bisa membangun rumahku bersamamu. Rumah kita. Aku memotong rumput agar aku paham seberapa tinggi rumput liar harus dipangkas sehingga halaman rumah kita tetap cantik, seperti kamu. Aku memasak sendiri agar ketika kamu jatuh sakit kita masih bisa makan sup hangat bersama. Aku suapi kamu. Dua detik kemudian kamu sembuh dari sakitmu. Sesederhana itu.

Ah aku terlarut sekali dalam perbincangan tentang kita. Tapi aku tetap ingin punya anak lima, sementara kamu hanya ingin dua. Ini lucu. Kita mengkhayal sejauh mata memandang, sepanjang pikiran mengenang. Aku tak takut bermimpi setinggi apapun, asalkan itu bersamamu. Jatuh pun masih denganmu. Selain lucu, ini juga indah. Tuhan menyaksikan kita dan tersenyum dari singgasana-Nya.
Sampai detik ini, masihkah kamu mengkhayalkan aku? Jika masih, maka kamu tetap perempuanku.

Salam,
Lelakimu.

*Hari ke-6 #30HariMenulisSuratCinta

2 komentar: