Salam.
Aku dengar dari orang terdekatmu, bahwa kamu melakukan
perjalanan ke utara. Seketika aku merasa kecewa. Tak ada kabar barang setitik
yang sampai padaku. Padahal kau bisa beritahu aku perihal kepergianmu bahkan
satu jam sebelum kau berangkat. Ada merpati yang selalu setia mengantar
surat-surat kita. Tapi kau memilih untuk tidak melakukannya. Lantas pergi
begitu saja. Entah berapa lama. Entah kembali atau terpaku di utara sana.
Lewat surat ini aku hanya ingin kabari bahwa aku baik-baik
di sini. Di selatan. Tempat yang jauh sekali dari jangkauanmu sekarang. Kita memang
terpisah. Tapi langit kita masih sama. Langit di selatan tetap cerah. Sebagaimana
lukisan yang pernah kau hadiahkan padaku. Di sana tertuang serabut awan tak
beraturan. Dengan warna biru laut yang berhasil kau padukan dengan putih nan
lembut.
Bagaimana kabarmu di utara? Sudahkah kau temukan apa yang kau
cari? Aku bingung. Mungkin sampai surat ini sampai ke tanganmu entah berapa
lamanya, aku belum tau apa maksudmu melakukan perjalanan sejauh itu. Ke utara. Tempat
yang jauh sekali dari jangkauanku sekarang. Jika sejatinya kau membutuhkan
tempat pulang, maka temui ibumu saja. Di rahimnya kita pernah merasakan hangat
yang melebihi pelukan. Cium tangannya, kau akan rasakan sedalam-dalamnya rindu.
Sudah, lanjutkan saja. Jika telah kamu selesaikan perjalanan
ke utara, jangan lupa temui aku di selatan.
Salam rindu dari selatan.
*Hari ke-14 #30HariMenulisSuratCinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar