Sudah berapa uang yang bapak dapat hari ini? Sudah cukup
untuk makan sehari nanti? Ah mungkin saya memang tidak merasakan penderitaan
yang bapak alami. Sejatinya kita sama, pak. Cuma saya dan keluarga lebih
beruntung. Bapak harus percaya. Keberuntungan bapak lagi disimpan baik-baik
sama Tuhan, untuk nanti diberikan pada waktu yang tepat. Tuhan sedang ingin
lihat seberapa kuat bapak bertahan.
Pak, saya yakin bapak telah banyak berdoa agar diberikan
kehidupan yang cukup, pekerjaan di kantor, uang yang banyak, bahkan kendaraan
mewah. Berkali-kali bapak sudah meminta. Tapi semuanya belum datang jua. Pak,
percayalah. Semua doa bapak sudah dikabulkan oleh Tuhan, dalam bentuk yang
lain. Seperti anak bapak yang berprestasi, mungkin. Atau kesehatan yang bapak
dan keluarga rasakan. Tak ada doa yang tak didengar, pak. Saya rasa bapak paham
perihal itu. Bapak tau kenapa Tuhan tidak memberikan bapak pekerjaan di kantor?
Bisa jadi jika bapak kerja di kantor, bapak terlalu sibuk dengan urusan dunia
sehingga lupa shalat jamaah di masjid. Semuanya bisa jadi mungkin, pak.
Semoga bapak dan keluarga selalu dilindungi dari segala hal
yang membahayakan. Semoga aspal jalanan ini turut menyertai kepergian bapak
mencari rejeki.
Salam.
*Hari ke-7 #30HariMenulisSuratCinta
2001 dan 2002, tetapi pada saat itu aku belum menjadi bapak. Ya, tepatnya baru lulus SMA. Ehm.....bagaimana tidak, cerita ini telah ku alami dengan menghabiskan waktu seharian keliling kampung berkilo-kilo ditengah teriknya matahari dan berteduh ketika hujan. Masjid dan mushollah adalah tempat persinggahan untuk mengadu. Selanjutnya, warteg adalah pelepas lapar dan dahaga jika buku-buku daganganku ada yang membeli, akan tetapi jika tidak tidur di masjid atau melanjutkan perjalanan adalah pilihan
BalasHapus2001 dan 2002, tetapi pada saat itu aku belum menjadi bapak. Ya, tepatnya baru lulus SMA. Ehm.....bagaimana tidak, cerita ini telah ku alami dengan menghabiskan waktu seharian keliling kampung berkilo-kilo ditengah teriknya matahari dan berteduh ketika hujan. Masjid dan mushollah adalah tempat persinggahan untuk mengadu. Selanjutnya, warteg adalah pelepas lapar dan dahaga jika buku-buku daganganku ada yang membeli, akan tetapi jika tidak tidur di masjid atau melanjutkan perjalanan adalah pilihan
BalasHapus