Selasa, 04 Oktober 2011

D-E-W-A-S-A

Bagi sebagian orang, mungkin menjadi dewasa adalah hal yang mudah. Tapi bagi sebagian yang lain? Bisa aja menjadi dewasa itu musibah. Padahal udah sunatullah kalo semua manusia (pada umumnya) wajib melewati kedewasaan. Karna itu merupakan perjalanan selanjutnya setelah kita nempuh masa remaja.
Seperti yang gue atau kalian rasain sekarang, terutama bagi siswa kelas 3 SMA, “DEWASA” mulai menghantui pikiran. Dimulai dengan “sebentar lagi gue akan jadi mahasiswa”. Mungkin kehidupan di kampus itu gak jauh beda sama di sekolah. Hanya disana kita dituntut untuk lebih berpikir mandiri.
“Masa SMA adalah masa yang paling indah”. Pernyataan barusan bisa jadi benar. Dan kayaknya hampir 100% benar. Gue ngerasain, lo semua ngerasain juga. Ketika SMA mulai muncul kejadian “pertama kali seumur hidup”.
Misal: “gue pertama kali pacaran pas SMA. Cewek gue cantik, baik, duitnya banyak. Tiap malem minggu gue nge-date sama dia. Karna gue bokek, jadilah dia yang punya kuasa” kata salah seorang lelaki tak beruang dan hanya modal dengkul.
“di SMA, pertama kali gue pacaran. Cowok gue ganteng, jago basket, juara kelas. Gue sayang banget sama dia. Gue gak mau kehilangan dia. Tapi suatu saat, gue menyingkap fakta bahwa dia punya cewek lain. Dia selingkuh. Dan saat itu adalah pertama kalinya gue sakit hati yang teramat sangat. Gue minta putus dan selanjutnya pacaran sama tukang kebun sekolah. Setidaknya dia gak ganteng dan gak bakal ada cewek yang mau jadi selingkuhan dia” ungkap seorang cewek putus asa luar biasa.
Masih ada momen-momen istimewa, bahkan penting, yang terjadi di SMA. Bisa kita bayangin sendiri lah. Indah bukan? Sekalipun kisah cinta SMA kita gak pernah mulus, kita akan tetep mengenang itu. Mungkin kalo gak gengsi, kita bakal ceritain ke anak-cucu-cicit kita.
Ketika keberadaan kita di SMA sudah tidak di butuhkan lagi, seperti nasib anak kelas 3, kita akan mulai memikirkan “abis ini gue mau kemana ya?”, “aduh mau jadi apa nih?”, “lo setuju gak kalo gue langsung nikah aja?”. Guru-guru juga akan ngasih “sebentar lagi kalian jadi mahasiswa. Cobalah berpikir ke depan. Tunjukkan kedewasaan kalian”. Plis deh bu, pak, dewasa itu apa sih? Bakal keluar gak di soal UN nanti?
seorang ahli Psikologi Perkembangan, G.W. Allport, menungangkapkan pengertian tentang dewasa: Extention of self atau “pemekaran” dari diri sendiri. Hal ini berarti seseorang mampu untuk menganggap orang lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Contoh yang paling mudah adalah tumbuhnya perasaaan cinta. Orang dewasa yang mencintai biasanya diikuti dengan berkurangnya perasaan egoisme. Jadi apabila kita sudah beristri tapi salah satu masih menunjukkan egoisme dan memikirkan diri sendiri itu artinya kita belum bisa disebut mencintai apalagi dikatakan dewasa (mature personality)
pendapat temen gue, dewasa adalah "tau mana yang baik dan mana yang buruk". simpel. dan............. (mungkin) cukup bijak.
menurut temen gue yang lain, dewasa berarti "mampu mengendalikan emosi, pikiran dan hati. jika kita berhasil mengendalikan ketiganya, maka kita telah mencapai tahap kedewasaan yang matang". salut!

Gue yakin, menjadi dewasa itu gak semudah membalikkan telapak tangan. Di awal menuju kedewasaan, di usia sekitar 17-18 tahun, kita di minta untuk ninggalin kebiasan yang gak pantes dimiliki sama “orang dewasa”. Misal: udah dari kecil lo minum langsung dari aqua galon, lantas ketika dewasa lo diharuskan minum pake gelas hanya untuk mendapatkan gelar “pantas”. Sakit gaksih? Kurang lebih selama 17 tahun lo mencintai galon, terus tiba-tiba, sekonyong-konyong koder lo harus berpaling dan mulai mencintai gelas. Gue bersumpah pasti lo GALAU!
mulai timbul pertanyaan-pertanyaan kecil seputar kebiasaan.
"orang dewasa gak boleh nonton kartun ya?"
"makan lolipop juga gak boleh?"
"kalo minum susu masih boleh kan?"
apa yang bakal lo lakuin ketika lo dihadapkan pada sebuah situasi dimana lo harus memilih, antara menjadi dewasa atau tetep pada keremajaan bahkan kekanak-kanakkan?
well, Tuhan gak akan ngasih suatu cobaan yang manusia gak bisa menanggungnya. dewasa itu akan lebih mudah kalo lo bisa survive dan tetep jadi orang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar