Perkenalkan. Ini temanku. Namanya Hujan. Satu-satunya yang mempertemukan kami adalah Tuhan. Dia sangat sederhana. Melebihi kesederhanaan makanan di warteg pinggir jalan. Aku menyukainya. Sangat menyukainya.
Meskipun tak tentu kapan dia bertandang ke rumahku, aku selalu menunggunya. Ketika dia datang, tergesa aku berlari ke jendela kamar, dan kami bertemu disana. Kami berbincang banyak hal. Aku tertawa seiring derasnya air yang jatuh. Kalian tau? Temanku itu adalah perantara cinta kasih Tuhan kepada tanah, tumbuhan, hewan bahkan makhluk seperti diriku, manusia.
Dia seperti lantunan melodi mengharukan yang tak seorang pun bisa menirukannya. Dia mampu meniup amarahku entah kemana yang tak seorang pun mampu memadamkannya. Perhatikan saat dirinya pertama kali menyentuh tanah. Hmm aromanya menenangkan. Tak hanya diriku, seluruh partikel tanah bersuka cita menyambut dirinya.
Aku tak pandai bermain alat musik. Tapi bersamanya, seakan aku mampu memainkan semua instrumen yang ada. Dia menyamakan suara dengan melodi apapun yang aku ciptakan. Dia tak pernah protes sekalipun permainan musikku teramat sangat buruk.
Hal lain yang aku suka tentangnya adalah, saat dia datang, tak serta merta dia memunculkan kenangan yang tersimpan rapi di dalam memori otakku. Dia mampu memilah kenangan mana yang pantas di perbincangkan bersama.
Tak jarang dia mengajak serta temannya yang lain saat bertemu denganku. Ada Badai, Angin Topan dan Petir. Mereka beraneka ragam. Egois, tegar dan mendebarkan. Aku juga menyukai mereka. Mereka bergabung menjadi satu tim kompak yang merupakan anugrah dari Tuhan.
Ketika hendak pergi, dia selalu berjanji akan menghadirkan sesuatu yang tak kalah indah dari dirinya. Pelangi. Dia sebut sesuatu itu Pelangi. Kalian tau Pelangi itu apa? Siluet bermacam-macam warna yang melengkung dari barat ke timur atau utara ke selatan. Yang hadir bersama matahari.
Aku menyukai Hujanku yang tegar. Yang membanggakan kehebatan teman-temannya, mengakui keindahan pelangi dan tersenyum saat matahari bersinar lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar